gambar

Minggu, 15 Januari 2012

Kutipan,Daftar Pustaka dan Abstrak

Oleh Farid Gaban
Kutipan adalah cara yang paling indah dan efektif untuk menyajikan cerita dalam kerangka yang manusiawi.

Kutipan hanya akan bagus jika:

* Memperkuat kredibilitas sebuah cerita (misalnya dengan menghadirkan sumber yang kompeten dalam cerita).

* Menggambarkan aktivitas secara lebih hidup atau lebih tepat daripada yang bisa digambarkan dengan cara lain.

* Menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan pembaca.

* Berusaha memberikan gambaran sekilas tentang pribadi pembicara,
latar belakang hidupnya.

* Memberikan citarasa kesegaran.

Cara Menulis Kutipan Dengan Benar

Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.
Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan. Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan dibuku-buku sekolah. Pada artikel selanjutnya, kita akan membahas cara penulisan daftar pustaka ini.

b. Membuat & Menulis Daftar Pustaka / Bibliografi Dengan Benar

Berdasarkan sumber acuan yang digunakan, ada beberapa model bibliografi yang paling umum kita jumpai.

b.1. Buku sebagai Sumber Acuan

Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Nama pengarang dibalik (berdasarkan nama keluarga, nama belakang) kecuali nama Tionghoa. Nama ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar.

Contoh:

- Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri

- Y.B. Mangunwijaya menjadi Mangunwijaya, Y.B.

- Cio Sin Kim tetap Cio Sin Kim

2. Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).

Contoh:

- Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

3. Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama orang pertama dibalik sedangkan nama orang kedua tetap. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”. Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan).

Contoh:

Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.

4. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.

Contoh:

- Keraf, Gorys. 1979.

- _________ . 1982.

- _________ . 1984.

Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya adalah setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c tanpa jarak.

Contoh:

- Bakri, Oemar. 1987a.

- __________ . 1987b.

5. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”. Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.

Contoh:

- Johan, Untung. Tanpa Tahun.

6. Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas.

Contoh:

- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97 atau

- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97

7. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda petik.

Contoh:

- Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.

8. Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur-unsur keterangan diindonesiakan, seperti “edition” menjadi edisi, “volume” menjadi jilid.

Contoh:

- Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.

- Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product. Edisi Kedua.

9. Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan tanda titik.

Jika lembaga penerbit dijadikan nama pengarang (ditempatkan pada lajur pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.

Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan nama pengarang.

Contoh:

Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.

Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

b.2 Majalah sebagai Sumber Acuan

Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:

1. nama pengarang,

2. tahun terbit,

3. judul artikel,

4. judul majalah,

5. bulan terbit (kalau ada),

6. tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),

7. tempat terbit.

Contoh:

Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.

b.3 Surat Kabar sebagai Sumber Acuan

Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan

unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam

daftar pustaka sebagai berikut:

1. nama pengarang,

2. tahun terbit,

3. judul artikel,

4. judul surat kabar,

5. tanggal terbit, dan

6. tempat terbit.

Contoh:

Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

b.4 Antologi sebagai Sumber Acuan

Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:

1. nama pengarang,

2. tahun terbit karangan,

3. judul karangan,

4. nama penghimpun (Ed.),

5. tahun terbit antologi,

6. judul antologi,

7. tempat terbit, dan

8. nama penerbit.

Contoh:

Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan.

Fungsi abstrak adalah sebagai berikut , yaitu :

1. Current awareness: memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen

2. Menghemat waktu pembaca

3. Melanjutkan membaca atau tidak ?

4. Menghindari terjadi duplikasi tulisan

5. Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis

Cara membuat abstrak adalah :
1. Nama penulis artikel

2. Judul artikel

3. Judul, no. Majalah, bulan dan tahun terbit, jumlah halaman

4. Isi abstrak

5. Nama pengabstrak

Dengan menggunakan teknik penulisan :
1. Jarak ketik 1 spasi

2. Maksimal 250 kata

3. Gunakan kalimat aktif

4. Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap